Kamis, 23 April 2020

IDE BISNIS & ANALISIS SWOT (KERUPUK SEBLAK)

IDE BISNIS : KERUPUK SEBLAK "JULID"




Kerupuk seblak merupakan cemilan yang sangat familiar di kalangan masyarakat tua maupun muda. Rasa kerupuk seblak yang pedas dan tekstur yang crispy membuat kerupuk seblak sangat digemari oleh masyarakat. Ditambah dengan harga yang relatif terjangkau membuat kerupuk seblak dapat dinikmati oleh setiap kalangan.
Proses pengolahan kerupuk seblak yang mudah dan tidak memerlukan banyak peralatan, memudahkan semua orang untuk dapat membuatnya. Begitupula bahan baku untuk membuat kerupuk seblak sangat mudah diperoleh, karena kerupuk yang digunakan untuk membuat kerupuk seblak banyak diproduksi oleh masyarakat sekitar. Hal ini menjadikan kerupuk seblak menjadi pilihan masyarakat untuk membangun usaha.
Pada dasarnya kerupuk seblak bukan merupakan produk baru didalam masyarakat, melainkan sudah menjadi makanan pendamping yang biasa dihidangkan diberbagai kegiatan sehari-hari. Namun, dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal cita rasa dan kemasan, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kerupuk seblak tersebut. Dengan proses pengolahan yang baik dan benar akan meningkatkan daya simpan atau keawetan dari produk kerupuk seblak ini. Pengemasan yang baik dan benar akan membuat kerupuk seblak tetap terjaga rasanya, serta dengan pengemasan yang sederhana namun menarik akan membuat konsumen tertarik untuk membeli dan juga memudahkan konsumen dalam membawa produk ini sebagai buah tangan untuk keluarga tercinta di rumah.

VISI    :
“Menjadi pengusaha kerupuk seblak yang terkenal karena kualitas produk dan enak rasanya serta mampu memasok hingga ke berbagai daerah Indonesia.”

     MISI    :
-          Dibuat dari bahan baku berkualitas
-          Melayani konsumen dengan etika yang baik
-          Kepuasan konsumen penghargaan tertinggi kami
-          Terus berinovasi dengan varian rasa yang berbeda
-          Membuat kemasan yang menarik sehingga konsumen tertarik


ANALISIS SWOT “Kerupuk Seblak "Julid"

a)      Strength (kekuatan)
Kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh usaha kerupuk seblak yaitu :
·        Perolehan bahan pokok atau bahan utamanya mudah di dapat dipasar.
·        Warna tidak berubah.
·        Cemilan renyah dan nikmat.
·        Menjadi oleh-oleh khas.
·        Menjadi cemilan sehari-hari.
·        Bisa dibeli oleh kalangan bawah sampai atas

b)      Weakness (kelemahan)
·        Tidak bisa dikosumsi oleh lansia.
·        Cara pembuatannya mudah ditiru.
·        Banyak saingan.

c)      Opportunity (kesempatan)
·        Mudah dalam pemasaran, karena banyak orang yang tertarik kepada cemilan.
·        Alat dan bahan mudah di temukan, sehingga kami tidak merasa kesulitan dalam pembuatan cemilan ini.
·        Modal yang di butuhkan tidak besar, sehingga kami mampu memproduksinya terus-menerus.
·        Harga terjangkau.

d)      Threat (ancaman)
Ancaman yang mungkin terjadi, yaitu :
·        Adanya produk lain yang lebih menarik.
·        Varian rasa produk makanan lain yang lebih berwarna.
·        Persaingan harga antar produsen dalam pemberian harga.





SALAHSATU WIRAUSAHAWAN SUKSES DALAM NEGERI (NADIEM MAKARIM)


Biografi Nadiem Makarim, Sang Pendiri Go-Jek, “Saya Ingin Mengatur Takdir Saya Sendiri”



   Biodata Nadiem Makariem

Nama               : Nadiem Makarim
TTL                 : Singapura, 4 Juli 1984
Orangtua         : Nono Anwar Makarim (ayah) & Atika Algadrie (ibu)
Pasangan         : Franka Franklin (istri, 2014)
Pendidikan      : Foreign Exchange di London School of Economics
    International Relations di Brown University, Amerika Serikat
    Harvard Business School , Harvard University
Karier             : Co Founder & Managing Direktor Zalora Indonesia
    Chief Innovation Officer Kartuku
    Bussiness Consultan , Mckinsey & Company
    Founder & CEO GO-JEK (2011-2019)
    Mendikbud (2019-Sekarang)
Pernikahan   : Nadiem Makarim menikahi seorang wanita cantik yang bernama Franka Franklin pada tahun 2014 lalu.


         Pendidikan
Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SLTA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura. Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada tahun 2002 ia mengambil jurusan Hubungan Internasional di Brown University, Amerika Serikat.
Nadiem sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics. Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pasca-sarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.

Karier dan Bisnis
Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Go-Jek yang telah ia rintis sejak tahun 2011. Saat ini Go-Jek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar USD 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global, Farallon Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group. Sekembalinya dari Harvard dengan gelar MBA, Nadiem memutuskan untuk pulang ke tanah air dan bekerja di McKinsey & Co. Nadiem menjadi konsultan McKinsey selama 3 tahun.
Nadiem menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia pada tahun 2011. Pada 2012, Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangun startup sendiri, termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver. Dia mengaku telah belajar cukup banyak di Zalora, yang merupakan tujuan utamanya ketika menerima pekerjaan di perusahaan itu. Di Zalora, Nadiem memiliki kesempatan membangun mega startup dan bekerja dengan sejumlah talenta terbaik di kawasan Asia.
Sambil mengembangkan Gojek, Nadiem juga menjadi Chief Innovation Officer Kartuku setelah keluar dari Zalora. Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia. Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk memperkuat GoPay.

          Kabinet Indonesia Maju
Pada 22 Oktober 2019, Nadiem dipanggil secara resmi menyatakan bahwa dirinya mengundurkan diri sebagai CEO Gojek setelah pagi harinya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke istana negara. Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet menterinya dengan Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

         Penghargaan
Dikutip dari Wikipedia,  pada tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian of the Year, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut sejak pertama kali didirikan pada tahun 2012.
Penghargaan Asian of the Year diberikan kepada individu atau kelompok yang secara signifikan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan orang di negara mereka atau Asia pada umumnya.
Beberapa penerima sebelumnya termasuk pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Myanmar Thein Sein. Penghargaan tersebut datang karena perusahaan berfokus pada peningkatan kesejahteraan sektor informal. Pada saat yang sama, ini dapat membantu menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia dengan mengubah pasar dan model bisnis tradisional.
Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Bloomberg menilai tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat dan mendalam seperti Gojek. Aplikasi Gojek diluncurkan pada 2015 dengan fokus pada pemesanan ojek, dan kemudian berkembang menjadi aplikasi untuk membayar tagihan, memesan makanan, hingga membersihkan rumah "The Bloomberg 50" berisi sosok-sosok ternama dalam bidang bisnis, hiburan, keuangan, politik, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sepak terjang Nadiem yang kini mengembangkan Gojek ke Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam membuat Bloomberg menyandingkan namanya dengan presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador, pendiri Spotify Daniel Ek, pop star Taylor Swift dan grup idol Kpop BTS.
Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis. Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Asia.
Nadiem menggandakan hadiah yang diterima menjadi Rp 860 juta untuk donasi pendidikan anak mitra pengemudi Gojek. Penghargaan ini berkaitan dengan kontribusi Gojek dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, memudahkan keseharian pengguna hingga meningkatkan pendapatan mitranya.
Gojek berkontribusi 55 Triliun terhadap perekonomian Indonesia, dengan penghasilan rata-rata mitra Go-Ride dan Go-Car naik 45% dan 42% setelah bergabung dengan Gojek, dan volume transaksi UMKM Kuliner naik 3.5 kali lipat semenjak menjadi mitra GoFood.
Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That Changed The World, dan mendapatkan peringkat 17. Pada tahun 2019, Gojek kembali menjadi satu-satunya perusahaan Asia Tenggara yang masuk ke daftar Fortune’s 50, dan naik ke peringkat 11 dari 52 perusahaan kelas dunia.






PERANAN TECHNOPRENEURSHIP DALAM MASYARAKAT


Peranan Technopreneurship bagi Masyarakat


Oleh:
Dr. Ono Suparno, Dr. Aji Hermawan, Dr. M. Faiz Syuaib
Recognition and Mentoring Program-Institut Pertanian Bogor (RAMP-IPB)
(c) 2008 RAMP-IPB
  

Invensi dan  inovasi yang dihasilkan, serta technopreneurship tidak hanya bermanfaat dalam pengembangan industri-industri besar dan canggih.  Technopreneurship juga dapat diarahkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lemah dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.  Dengan demikian, technopreneurship diharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Technopreneurship dapat memberikan memiliki manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan.  Dampaknya secara ekonomi adalah:
a.    Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
b.    Meningkatkan pendapatan.
c.    Menciptakan lapangan kerja baru.
d.    Menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang lain.

Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk budaya baru yang lebih produktif, dan berkontribusi dalam memberikan solusi pada penyelesaian masalah-masalah sosial.  Manfaat dari segi lingkungan antara lain adalah:
a.    Memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia secara lebih produktif.
b.    Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya terutama sumberdaya energi.

Ada beberapa bidang invensi dan inovasi yang dapat diprioritaskan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat ekonomi lemah terdiri dari: air, energi, kesehatan, petanian, dan keanekaragaman hayati (water, energy, health, agriculture, dan biodiversity, yang biasa disingkat WEHAB).  Di bidang-bidang di atas masyarakat ekonomi lemah di Indonesia banyak menghadapi permasalahan. Pengembangan technopreneurship dapat diarahkan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.  Misalnya:
1)    Water (Air)
Banyak masyarakat Indonesia yang memiliki akses yang sangat terbatas pada air bersih, juga petani yang memiliki keterbatasan akses air untuk irigasi.  Tantangan technoprenuership masih sangat terbuka lebar untuk memberikan solusi teknologi pengadaan air bersih dan efisiensi irigasi.  Contohnya produk teknologi yang dapat ditawarkan antara lain sistem desalinasi air laut yang murah dan irigasi tetes (drip irrigation).

2)   Energy (Energi)
Dunia saat ini dihadapkan pada kekurangan energi yang kronis.  Lapisan masyarakat terbawah di Indonesia saat ini sudah merasakan kesulitan yang luar biasa untuk mendapatkan sumber energi baik untuk kegiatan konsumtif maupun produktif.  Tantangan yang besar saat ini untuk menghasilkan teknologi energi alternatif yang terbarukan, ramah lingkungan, yang terjangkau, efisien, dan berkelanjutan.  Contoh produk teknologi alternatif misalnya energi listrik tenaga air (microhydro), tenaga angin, pengering tenaga surya, dan lain-lain.

3)   Health (Kesehatan)
Akses pada fasilitas kesehatan yang memadai serta dan biaya kesehatan yang mahal masih menjadi masalah utama masyarakat miskin Indonesia.  Oleh karena itu sangat diperlukan alternatif metode pengobatan dan peningkatan kesehatan yang aman dan terjangkau; teknologi pengobatan/pencegahan terhadap penyakit spesifik lokal, serta obat-obatan alternatif yang terjangkau terutama untuk penyakit yang lazim dijumpai di masyarakat tidak mampu. Contoh produk teknologi alternatif adalah pengembangan produk-produk berbahan baku lokal menjadi produk herbal terstandar atau fitofarmaka.

4)   Agriculture (Pertanian)
Masih sangat banyak masalah di sektor pertanian Indonesia yang umumnya dihuni oleh kelompok petani miskin.  Beragam  teknologi dalam bidang pertanian, perikanan, dan peternakan rakyat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah pertanian kita.

5)   Biodiversity (Keanekaragaman Hayati)
Indonesia memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati nomor dua di dunia, namun pemanfaatannya saat ini belum banyak memberikan manfaat sosial yang besar.  Beragam sentuhan teknologi diperlukan misalnya penggunaan keanekaragaman hayati untuk biomedicine dan produk makanan; teknologi pengolahan yang memanfaatkan dan memberi nilai tambah keanekaragaman hayati Indonesia dengan tetap mempertahankan kelestariannya.

Bagaimana agar invensi dan inovasi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat?  Beberapa kriteria berikut ini dapat digunakan untuk mengembangkan invensi dan inovasi agar bermanfaat bagi masyarakat, yaitu inovasi dan invensi itu harus:
a.    Memberikan performansi solusi lebih baik dan lebih efisien.
b.    Menjawab permasalahan dan memenuhi karakteristik kebutuhan masyarakat.
c.    Merupakan ide orisinal.
d.    Dapat diterapkan ke pasar dan memenuhi kriteria kelayakan ekonomi.
e.    Memiliki skala pasar dan skala manfaat yang memadai.
f.    Dapat dipasarkan sebagai produk atau jasa.
g.    Meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan lapangan kerja bagi masyarakat.

Pada saat ini di Indonesia secara umum, dukungan terhadap invensi dan inovasi domestik masih terbatas, belum integratif dan tidak berorientasi pasar, sehingga banyak invensi dan inovasi yang “layu sebelum berkembang”. Ada kesenjangan yang besar antara penawaran dan permintaan solusi teknologi bernilai tambah. Selain itu, dana penelitian dan pengembangan nasional masih terbatas dan kemampuan technopreneurship domestik masih rendah.
Namun demikian, semua itu tidak akan berubah kalau kita tidak memulai melakukan perubahan.  Semoga buku ini dapat memberikan manfaat untuk perubahan itu.




Referensi :
Bell, C.G. 1991. High-Tech Ventures: The Guide for Entrepreneurial Success.  1st Edition. Perseus Publishing.
Ditjen HaKI Departemen Kehakiman dan HAM RI.  2004.  Daftar Permohonan Paten.
NCIIA. 2006.  Invention to Venture: Workshops in Technology Entrepreneurship. National Collegiate Inventors & Innovators Alliance, Madison.
Oden, H.W. 1997.  Managing Corporate Culture, Innovation, and Intrapreneurship.  Greenwood Publishing Group.
Stolze, W.J.  Start-up: An Entrepreneur’s Guide to Launching and Managing a New Business. 2nd Edition. Rock Beach Press.



IDE BISNIS & ANALISIS SWOT (KERUPUK SEBLAK)

IDE BISNIS : KERUPUK SEBLAK "JULID" Kerupuk seblak merupakan cemilan yang sangat familiar di kalangan masyarakat tua m...