Peranan
Technopreneurship bagi Masyarakat
Oleh:
Dr. Ono Suparno, Dr. Aji Hermawan, Dr.
M. Faiz Syuaib
Recognition and Mentoring
Program-Institut Pertanian Bogor (RAMP-IPB)
(c) 2008 RAMP-IPB
Invensi
dan inovasi yang dihasilkan, serta technopreneurship tidak
hanya bermanfaat dalam pengembangan industri-industri besar dan
canggih. Technopreneurship juga dapat diarahkan untuk
memberikan manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lemah dan
untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan
demikian, technopreneurship diharapkan dapat mendukung pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Technopreneurship dapat
memberikan memiliki manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial, maupun
lingkungan. Dampaknya secara ekonomi adalah:
a. Meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.
b. Meningkatkan pendapatan.
c. Menciptakan lapangan kerja baru.
d. Menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang
lain.
Manfaat
dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk budaya baru yang lebih
produktif, dan berkontribusi dalam memberikan solusi pada penyelesaian
masalah-masalah sosial. Manfaat dari segi lingkungan antara lain adalah:
a. Memanfaatkan bahan baku dari sumber
daya alam Indonesia secara lebih produktif.
b. Meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya terutama sumberdaya energi.
Ada
beberapa bidang invensi dan inovasi yang dapat diprioritaskan untuk memberikan
manfaat kepada masyarakat ekonomi lemah terdiri dari: air, energi, kesehatan,
petanian, dan keanekaragaman hayati (water, energy, health,
agriculture, dan biodiversity, yang biasa disingkat WEHAB). Di
bidang-bidang di atas masyarakat ekonomi lemah di Indonesia banyak menghadapi permasalahan.
Pengembangan technopreneurship dapat diarahkan sebagai upaya untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Misalnya:
1) Water (Air)
Banyak masyarakat
Indonesia yang memiliki akses yang sangat terbatas pada air bersih, juga petani
yang memiliki keterbatasan akses air untuk irigasi.
Tantangan technoprenuership masih sangat terbuka lebar untuk
memberikan solusi teknologi pengadaan air bersih dan efisiensi irigasi.
Contohnya produk teknologi yang dapat ditawarkan antara lain sistem desalinasi
air laut yang murah dan irigasi tetes (drip irrigation).
2) Energy (Energi)
Dunia saat ini
dihadapkan pada kekurangan energi yang kronis. Lapisan masyarakat terbawah
di Indonesia saat ini sudah merasakan kesulitan yang luar biasa untuk
mendapatkan sumber energi baik untuk kegiatan konsumtif maupun produktif.
Tantangan yang besar saat ini untuk menghasilkan teknologi energi alternatif
yang terbarukan, ramah lingkungan, yang terjangkau, efisien, dan
berkelanjutan. Contoh produk teknologi alternatif misalnya energi listrik
tenaga air (microhydro), tenaga angin, pengering tenaga surya, dan lain-lain.
3) Health (Kesehatan)
Akses pada fasilitas
kesehatan yang memadai serta dan biaya kesehatan yang mahal masih menjadi
masalah utama masyarakat miskin Indonesia. Oleh karena itu sangat
diperlukan alternatif metode pengobatan dan peningkatan kesehatan yang aman dan
terjangkau; teknologi pengobatan/pencegahan terhadap penyakit spesifik lokal,
serta obat-obatan alternatif yang terjangkau terutama untuk penyakit yang lazim
dijumpai di masyarakat tidak mampu. Contoh produk teknologi alternatif adalah
pengembangan produk-produk berbahan baku lokal menjadi produk herbal terstandar
atau fitofarmaka.
4) Agriculture (Pertanian)
Masih sangat banyak
masalah di sektor pertanian Indonesia yang umumnya dihuni oleh kelompok petani
miskin. Beragam teknologi dalam bidang pertanian, perikanan, dan peternakan
rakyat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah
pertanian kita.
5) Biodiversity (Keanekaragaman
Hayati)
Indonesia memiliki
kekayaan alam dan keanekaragaman hayati nomor dua di dunia, namun
pemanfaatannya saat ini belum banyak memberikan manfaat sosial yang
besar. Beragam sentuhan teknologi diperlukan misalnya penggunaan
keanekaragaman hayati untuk biomedicine dan produk makanan; teknologi
pengolahan yang memanfaatkan dan memberi nilai tambah keanekaragaman hayati
Indonesia dengan tetap mempertahankan kelestariannya.
Bagaimana
agar invensi dan inovasi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat?
Beberapa kriteria berikut ini dapat digunakan untuk mengembangkan invensi dan
inovasi agar bermanfaat bagi masyarakat, yaitu inovasi dan invensi itu harus:
a. Memberikan performansi solusi lebih
baik dan lebih efisien.
b. Menjawab permasalahan dan memenuhi
karakteristik kebutuhan masyarakat.
c. Merupakan ide orisinal.
d. Dapat diterapkan ke pasar dan memenuhi
kriteria kelayakan ekonomi.
e. Memiliki skala pasar dan skala manfaat
yang memadai.
f. Dapat dipasarkan sebagai produk atau
jasa.
g. Meningkatkan produktivitas, pendapatan,
dan lapangan kerja bagi masyarakat.
Pada
saat ini di Indonesia secara umum, dukungan terhadap invensi dan inovasi
domestik masih terbatas, belum integratif dan tidak berorientasi pasar,
sehingga banyak invensi dan inovasi yang “layu sebelum berkembang”. Ada
kesenjangan yang besar antara penawaran dan permintaan solusi teknologi
bernilai tambah. Selain itu, dana penelitian dan pengembangan nasional masih
terbatas dan kemampuan technopreneurship domestik masih rendah.
Namun
demikian, semua itu tidak akan berubah kalau kita tidak memulai melakukan
perubahan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat untuk perubahan itu.
Referensi :
Bell, C.G.
1991. High-Tech Ventures: The Guide for Entrepreneurial Success.
1st Edition. Perseus Publishing.
Ditjen HaKI
Departemen Kehakiman dan HAM RI. 2004. Daftar Permohonan Paten.
NCIIA.
2006. Invention to Venture: Workshops in Technology Entrepreneurship.
National Collegiate Inventors & Innovators Alliance, Madison.
Oden, H.W.
1997. Managing Corporate Culture, Innovation, and Intrapreneurship.
Greenwood Publishing Group.
Stolze,
W.J. Start-up: An Entrepreneur’s Guide to Launching and Managing a New
Business. 2nd Edition. Rock Beach Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar